PROPOSAL INOVASI
“NGOBRAS BAJU”
Disusun Oleh :
Tim Inovasi
DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT
UPT PUSKESMAS CITERAS
2017
NGOBRAS BAJU
(NGOBrol, Rahayat Ameh Sehat Bari Aya JUntrungna)
A. ANALISIS
MASALAH
1.
Apa
masalah yang melatarbelakangi munculnya inovasi ini?
Kebutuhan masyarakat akan program kesehatan
yang baik cenderung mengalami perubahan seiring dengan perubahan pola hidup dan
kejadian penyakit. Seiring dengan perbaikan derajat kesehatan dan lingkungan,
telah terjadi pergeseran penyebab kesakitan terbesar di banyak daerah dari
penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Perubahan permintaan tersebut
memiliki dampak yang cukup besar terhadap manajemen Puskesmas.
Puskesmas harus memiliki suatu mekanisme untuk
memantau permintaan masyarakat secara teratur karena perubahan permintaan
masyarakat akan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas.
Puskesmas harus tanggap terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan terbuka
terhadap perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat.
Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat
terhadap program Puskesmas sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan
harapan masyarakat terhadap program Puskesmas, sehingga tujuan dari program
Puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.
Untuk mengetahui dan mengatasi permasalahan yang ada dimasyarakat
dengan kondisi masyarakat saat ini yang lebih kritis, banyak kebutuhan dan
harapan masyarakat yang membutuhkan pelayanan :
1)
Tepat waktu
2)
Tepat sasaran
3)
Tepat prosedur dan
4)
Pelayanan yang lebih baik
Sesuai dengan visi UPT Puskesmas Citeras yaitu
“terwujudnya UPT Puskesmas Citeras sebagai
pusat pelayanan kesehatan terdepan yang dapat memberikan pelayanan yang
berkualitas, merata dan terjangkau dalam mendukung akselerasi pembangunan
kesehatan” sejalan juga dengan misi UPT Puskesmas Citeras, yaitu :
1)
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2)
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
3)
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan
4)
Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan
Maka dari itu dibutuhkan suatu metode yang
efektif dan efisien dalam mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yaitu
menjalin komunkasi dan koordinasi yang baik diberbagai pihak dalam rangka
mewujudkan visi dan misi tersebut di atas.
Dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan masayarakat/sasaran sebelumnya sudah dilaksanakan dengan beberapa
metode yaitu dengan melalui kotak saran, survei mawas diri, dan melalui
forum-forum pertemuan yang sudah ada.
Namun dengan metode yang sudah ada dirasa
perlu untuk mengembangkan metode yang lebih efektif dan efisien dengan cara
lebih meningkatkan intensitas frekuensi
dan kualitas komunikasi baik dengan masyarakat/sasaran maupun dengan lintas
program dan lintas sektor termasuk steakholder yang ada di tingkat desa,
kecamatan maupun dengan tingkat kabupaten.
B.
PENDEKATAN
STRATEGIS
2.
Siapa
inisiator inovasi ini dan bagaimana inovasi berhasil memecahkan masalah yang
dihadapi?
Atas dasar permasalahan tersebut, dengan hasil pencermatan di lapangan
dan hasil diskusi dengan tim di Puskesmas, maka Tim Puskesmas memulai program “Ngobras Baju”. Inovasi ini dapat lebih menginventarisir kebutuhan
dan harapan serta keluhan masyarakat terkait dengan bidang kesehatan.
Beberapa perubahan yang dapat dilihat berkat inovasi “Ngobras Baju”, yaitu :
a.
Inovasi ini
dapat merubah stigma masyarakat tentang peran dan fungsi puskesmas, dengan
langsung berkomunikasi kepada masyarakat, steakholder bak di tingkat kecamatan
maupun tingkat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pengguna layanan
puskesmas mengenai peran dan fungsi puskesmas bahwa puskesmas tidak hanya
diperuntukan bagi orang sakit tetapi orang sehat pun berhak memanfaatkan
puskesmas untuk berkonsultasi dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri.
b.
Dengan
inovasi ini kebutuhan dan harapan serta permasalahan dapat ditemukan dan dapat
segera ditangani. Dimana data yang terkumpul hasil dari program “Ngobras Baju” ini merupakan bahan untuk penyusunan
perencanaan program kegiatan puskesmas.
c.
Melalui
program “Ngobras Baju” maka kualitas dan kuantitas
Pelayanan kesehatan meningkat, dengan melakukan pembenahan kualitas pelayanan
dan pengembangan pelayanan di puskesmas yang disesuaikan dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat.
3.
Apa
saja aspek kreatif dan inovatif dari inovasi ini?
Program inovasi “Ngobras Baju” ini dikatakan
kreatif dan inovatif, dikarenakan :
a.
Metode ini
adalah bukan merupakan metode baru, melainkan pengembangan dari metode-metode
yang sudah ada.
b.
Konsep dari
metode ini adalah dengan memanfaatkan moment pertemuan dengan steakholder,
tokoh masyarakat, tokoh pemuda, masyarakat serta kelompok potensial masyarakat
lainnya baik secara kelompok maupun individu.
c.
Dalam
pertemuan tersebut kita mencoba untuk menyampaikan informasi terkait peran dan
fungsi puskesmas serta menampung kebutuhan dan harapan serta keluhan masyarakat
tentang layanan puskesmas.
C. PELAKSANAAN
DAN PENERAPAN
4.
Bagaimana
inovasi ini dilaksanakan?
Sasaran yang dituju oleh program “Ngobras Baju” ini
adalah Steakholder, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, jejaring dan
jaringan puskesmas, UKBM dan masyarakat sebagai pengguna layanan puskesmas.
Program “Ngobras Baju” mulai dilaksanakan di wilayah
kerja UPT Puskesmas Citeras pada tahun 2015 hingga sekarang. Strategi kegiatan “Ngobras Baju” ini
meliputi :
a.
Pada Bulan
Maret tahun 2017, inisiator program “Ngobras Baju”
(Risnandar, S.Si) mengusulkan program ini kepada kepala UPT Puskesmas Citeras.
Dalam kesempatan ini disampaikan konsep program yang meliputi latar belakang,
tujuan dan strategi dari program ini. Kepala UPT Puskesmas setelah menyimak
usulan program ini sangat merespon dan menyetujui serta merencanakan untuk
sosialisasi program tersebut.
b.
Pada Minggu
I Bulan April Tahun 2017, dilaksanakan sosialisasi program “Ngobras Baju” kepada seluruh pegawai di lingkungan UPT
Puskesmas Citeras, hal ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman
tentang program ini serta mengharapkan dukungan dalam pelaksanaannya.
c.
Pada Bulan
Mei Tahun 2017, program “Ngobras Baju” mulai
dilaksanakan. Adapun tahapan kegiatannya adalah :
1)
Konsultasi
tentang program “Ngobras Baju” kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten Garut,
2)
Advokasi
tentang program “Ngobras Baju” kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten, Camat dan Kepala Desa,
3)
Menyusun
Tim “Ngobras Baju”, yang terdiri dari :
a)
Penanggung
Jawab : Kepala UPT Puskesmas Citeras
b)
Koordinator : Risnandar, S.Si
c)
Sekretaris : Resti Widiawati, AM.d Gizi
d)
Pelaksana : Para pelaksana Kegiatan baik
UKP maupun UKM
4)
Uji coba
program “Ngobras Baju”,
d.
Hasil dari
uji caba program “Ngobras Baju” direkap dan
diinventarisir serta dianalisis, hasil dari analisis dijadikan salah satu bahan
pertimbangan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas tahun 2018.
No
|
Kebutuhan, Harapan
dan Keluhan Masyarakat
|
1
|
Adanya peningkatan keramahan petugas pemberi layanan
|
2
|
Adanya peningkatan kesigapan dan kecepatan petugas pemberi pelayanan
|
3
|
Adanya peningkatan kegiatan sosialisasi untuk peningkatan pemahanan
masyarakat tentang puskesmas dan program-program yang dilaksanakan oleh
puskesmas
|
4
|
Adanya peningkatan status puskesmas menjadi puskesmas dengan tempat
perawatan atau puskesmas dapat menyediakan rawat inap
|
5
|
Adanya pengembangan jaringan puskesmas dan jejaring puskesmas khususnya
poskesdes
|
6
|
Adanya peningkatan sarana penunjang pelayanan lainya yaitu
laboratorium.
|
5.
Siapa
saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan?
Pihak – pihak yang telah membantu
merealisasikan program “Ngobras Baju” adalah :
a.
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, berperan dalam dukungan dan arahan terkait
dengan program ini,
b.
Camat Kecamatan Malangbong, berperan dalam dukungan dan membantu
mensosialisasikan program “Ngobras Baju” kepada
lintas sektor dan para kepala desa,
c.
Kepala UPT Puskesmas Citeras, mendukung baik moril maupun materil dalam
program ini,
d.
Seluruh pegawai UPT Puskesmas Citeras, berperan mendukung dan partisipasi dalam pelaksanaan
program ini,
e.
Pemerintahan desa se wilayah kerja UPT Puskesmas Citeras yang telah
berperan dalam memfasilitasi kegiatan program ini,
f.
Kader Kesehatan, berperan dalam membantu dan memfaslitasi kegiatan di
lapangan.
6.
Sumber
daya apa saja yang digunakan untuk melaksanakan inovasi ini dan bagaimana
sumber daya itu dimobilisasi?
a.
Sumber Daya
Manusia
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan program
inovasi “Ngobras Baju” terdiri dari beberapa elemen,
yaitu :
1)
Di tingkat
Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan, kepala
bidang kesehatan masyarakat, kepala bidang Pelayanan Kesehatan, Kepala seksi kesehatan
lingkungan, kepala seksi mutu yang memiliki tugas sebagai supervisi, analisis,
dan monitoring hasil kegiatan,
2)
Dari
kalangan pelaksana program, melibatkan seluruh pegawai di Puskesmas sejumlah 51
orang dengan berbagai disiplin ilmu yang terdiri dari dokter, perawat, perawat
gigi, bidan, sanitarian, nutrisionis, dan tenaga administrasi,
3)
Pelaksanaan
kegiatan tidak lepas dari peran para Kader kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas
Citeras, baik yang telah mendapatkan pelatihan maupun yang belum, yang juga
berperan penting dalam pelaksanaan Program inovasi “Ngobras Baju”.
Terutama dalam upaya menampung kebutuhan dan harapan serta keluhan masyarakat, .
b.
Pendanaan
Dalam mendukung Program Inovasi “Ngobras Baju” di UPT
Puskesmas Citeras untuk masalah pendanaan tidak menjadi faktor utama
dikarenakan program inovasi ini hanya merupakan metode yang dapat dilaksanakan
pada saat melaksanakan kegiatan baik di dalam gedung maupun di luar gedung
dengan memanfatkan moment yang sudah ada dimasyarakat.
7.
Apa
saja output/keluaran yang dihasilkan oleh inovasi ini?
Pertama, komunikasi antara puskesmas dengan para pemangku kebijakan baik
ditingkat kecamatan maupun dengan tingkat desa terjalin lebih baik, sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan puskesmas mendapat dukungan yang sangat tinggi.
Kedua, melalui program inovasi “Ngobras Baju”
masyarakat merasa dilibatkan dalam pembangunan dibidang kesehatan, hal ini
dikarenakan kebutuhan dan harapan serta keluhan masyarakat dapat diakomodir dan
menjadi bahan dalam perencanaan puskesmas.
Ketiga, puskesmas memiliki data yang valid tentang kebutuhan dan harapan
serta keluhan masyarakat, sehingga dapat dijadikan bahan dalam penyusunan
rencana kegiatan puskesmas.
Keempat, melalui program inovasi “Ngobras Baju” dengan
terjalinnya komunikasi antara puskesmas dengan beberapa pihak terutama pengguna
layanan yaitu masyarakat, hal ini akan meningkatnya pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang peran dan fungsi serta program puskesmas. Selain itu juga
dengan terjalinnya komunikasi akan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas
layanan puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.
8.
Sistem
apa yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan dalam
inovasi ini?
Dengan dilaksanakannya program inovasi “Ngobras Baju”
sejak tahun 2017 sampai dengan sekarang ternyata kebutuhan dan harapan
masyarakat akan layanan puskesmas sangat tinggi sekali.
Upaya untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi kegiatan inovasi ini
adalah dengan melaksanakan pertemuan bulanan para pelaksana kegiatan puskesmas
dikolaburasikan dengan hasil kotak saran dan survei kepuasan masyarakat,
selanjutnya dianalisis dan disusun rencana tindak lanjutnya disesuaikan dengan
kemampuan dan dukungan sarana prasarana pendukung yang ada di puskesmas.
9.
Apa
saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi dan bagaimana
kendala tersebut diatasi?
Terdapat empat kendala yang dihadapi saat pelaksanaan program inovasi “Ngobras Baju” :
a.
Mental
petugas sangat diuji pada awal pelaksanaan program. Dengan terkumpulnya
kebutuhan dan harapan serta keluhan masyarakat tentang layanan kesehatan yang
sangat besar, hal ini membutuhkan banyak aspek dalam merealisasikannya
diantaranya SDM, sarana pelayanan, dan yang tak kalah pentingnya adalah
komitmen yang kuat dari kepala UPT Puskesmas beserta para pegawai yang ada di
UPT Puskesmas Citeras dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan.
b.
Untuk SDM,
belum semua pegawai dapat melaksanakan program inovasi “Ngobras Baju”
ini, terkendala masalah kemampuan petugas tentang cara berkomunikasi yang masih
belum merata dan juga masih ada anggapan bahwa kalau semua kebutuhan dan
harapan serta kelhan masyarakat ditampung akan menjadi bomerang untuk puskesmas.
c.
Sarana
pelayanan masih kurang memadai dalam memberikan pelayanan yang optimal, hal ini
dikarenakan perencanaan pengadaan sarana yang belum mempertimbangkan terhadap
kebutuhan dan harapan masyarakat dalam mendapatkan layanan.
d.
Komitmen
pegawai dalam menampung dan merealisasikan kebutuhan dan harapan serta keluhan
masyarakat belum semua memahami dan masih mengandalkan kepada tim dalam proses
pelaksanaan dan evaluasi serta penyusunan rencana tindak lanjut.
D. DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH
10. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan dari inovasi
ini?
Program inovasi “Ngobras Baju” diawali
dengan pemikiran bagaimana puskesmas dapat memberikan pelayanan yang tepat
waktu, tepat sasaran, tepat prosedur dan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai dengan visi UPT Puskesmas Citeras
yaitu “terwujudnya UPT Puskesmas Citeras sebagai pusat pelayanan kesehatan terdepan yang dapat
memberikan pelayanan yang berkualitas, merata dan terjangkau dalam mendukung
akselerasi pembangunan kesehatan”.
Program Inovasi “Ngobras Baju”
memberikan manfaat yang sangat positif bagi masyarakat luas, membuka wawasan
dan merubah mind set masyarakat tentang puskesmas. Dan berimbas pada aspek
sosial di masyarakat. Serta mendukung terhadap terwujudnya visi dan misi UPT
Puskesmas Citeras.
Dengan
terlaksananya Program Inovasi “Ngobras Baju”
Masyarakat tidak lagi memiliki anggapan bahwa puskesmas hanya sebagai tempat
berobat orang sakit. Selain itu, masyarakat dapat berkontribusi dalam rangka
penyusunan perencanaan perbaikan pelayanan di puskesmas.
11. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi?
a.
Sebelum adanya inovasi
Sebelum dilaksanakannya Program Inovasi “Ngobras Baju”,
masyarakat tidak mengetahui peran dan fungsi serta kewenangan puskesmas puskesmas.
Stigma di masyarakat bahwa puskesmas adalah tempat untuk mendapatkan pelayanan
pengobatan dengan asumsi bahwa puskesmas diperuntukan untuk orang sakit.
Dalam pelaksanaan kegiatan, puskesmas hanya melaksanakan kegiatan yang
sudah ditetapkan baik oleh tingkat kabupaten, propinsi dan pusat tanpa
mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat
adalah sebagai penerima atau objek pelayanan tanpa dilibatkan dalam proses
perencanaan puskesmas.
Kepedulian steakholder baik ditingkat kecamatan maupun ditingkat desa
termasuk juga lintas sektor dikarenakan komunikasi yang belum terjalin dengan
baik, membuat program kesehatan hanya menjadi tanggung jawab dinas kesehatan
dan puskesmas saja. Dan imbasnya, apapun yang menyangkut tentang permasalahan
dibidang kesehatan menjadi tanggung jawab dan harus dapat diselesaikan hanya
oleh puskesmas tanpa ada kepedulian dari para pemangku kebijakan baik ditingkat
kecamatan maupun ditingkat desa termasuk lintas sektor.
b.
Sesudah adanya inovasi
Berangkat dari perubahan paradigma dibidang kesehatan yaitu meujudkan
masyarakat yang dapat hidup sehat secara mandiri seiring dengan semakin
meningkatnya kebutuhan dan harapan masyarakat. Melalui Program inovasi “Ngobras Baju”, dimulai lah langkah-langkah pelaksanaan
program.
Advokasi ke tingkat pembuat kebijakan membuahkan hasil, dengan salah
satu buktinya yaitu camat dan kepala desa masalah kesehatan menjadi salah satu
tofik atau materi yang disampaikan dalam forum-forum pertemuan baik ditingkat
kecamatan maupun ditingkat desa, yang meskipun pelan tapi tetap dijalankan. Termasuk
juga sosialisasi bagi masyarakat, membuahkan hasil yang cukup memuaskan, yang
semula stigma masyarakat tentang puskesmas ternyata berubah. Masyarakat bukan
hanya sekedar objek atau pengguna layanan puskesmas saja, akan tetapi mereka
dilibatkan dalam penyusunan perencanaan kegiatan puskesmas.
Data yang terkumpul terkait dengan kebutuhan dan harapan serta keluhan
masyarakat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan perencanaan program
puskesmas.
Melalui program inovasi “Ngobras Baju”, semakin
meningkatkan kepercayaan masyarakat pada pelayanan publik khususnya puskesmas.
Masyarakat tidak lagi menjadikan puskesmas hanya untuk berobat saja, akan
tetapi puskesmas dijadikan tempat untuk berkonsultasi dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kondisi kesehatannya.
Citeras, April
2017
Mengetahui,
Kepala UPT
Puskesmas Citeras Inovator
U.
Darsono, S.Kep., M.Si Risnandar,
S.Si
NIP : 19650414 198603 1 012
NIP : 19741202 199403 1 003
PEMERINTAH
KABUPATEN GARUT
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS
CITERAS
Jl. Raya
Malangbong Km 5 Kecamatan Malangbong Kab. Garut 44188
Email. :
puskesmasciteras@gmail.com
___________________________________________________________________________
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CITERAS
NOMOR :..../SK/Ctrs/..../2017
TENTANG
INOVASI “NGOBRAS BAJU”
DENGAN RAHMAT
TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPT PUSKESMAS CITERAS,
Menimbang
|
:
|
a. bahwa dalam rangka perbaikan kinerja
untuk meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan program diperlukan adanya identifikasi
kebutuhan dan harapan serta keluhana dari sasaran, masyarakat, tokoh
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat serta steakholder baik ditingkat
kecamatan maupun tingkat desa;
b. bahwa sesuai dengan poin a diperlukan
suatu pengembangan metode yang terarah, terorganisir, terintegrasi dan
berkelanjutan untuk mendapatkan masukan dari sasaran, masyarakat, tokoh
masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat serta teakholder;
c.
bahwa
untuk melaksanakan maksud tersebut point a dan b, perlu ditetapkan Keputusan
Kepala UPT Puskesmas Citeras.
|
Mengingat
|
:
|
1. Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, menggantikan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 (Lembaran Negara );
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara );
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun
2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara );
4. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
|
-2-
MEMUTUSKAN
Menetapkan
|
:
|
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS CITERAS TENTANG INOVASI “NGOBRAS BAJU” UNTUK MENDAPATKAN
MASUKAN DALAM RANGKA PERBAIKAN KINERJA;
|
|||
KESATU
|
:
|
Ketetapan kepala UPT Puskesmas Citeras tentang
Inovasi “Ngobras Baju” untuk mendapatkan masukan dari sasaran, masyarakat,
tokoh masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat serta steakholder.
|
|||
KEDUA
|
:
|
Proses pelaksanaan survei pada diktum
kesatu dilakukan melalui kegiatan Ngobrol baik secara formil maupun tidak
formil dengan sasaran, masyarakat, tokoh masyarakat dan lembaga swadaya
masyarakat serta steakholder untuk mendapatkan masukan dalam rangka perbaikan
kinerja di UPT Puskesmas Citeras.
|
|||
KETIGA
|
:
|
Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat
pelaksanaan surat ketetapan ini dibebankan pada anggaran UPT Puskesmas
Citeras.
|
|||
KEEMPAT
|
|
Surat ketetapan ini berlaku mulai tanggal
ditetapkan.
|
|||
KELIMA
|
|
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan dalam penetapan surat ketetapan ini, akan ditinjau dan diadakan
perubahan seperlunya.
|
|||
|
Ditetapkan di : Garut
Pada
Tanggal : April 2017
|
||||
|
Kepala UPT Puskesmas Citeras
U. Darsono S. Kep., M.Si NIP : 19650414 198603 1 012
|
||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar